Kuasa Allah Kuat dan Menyatukan

Kamis, 27 Maret 2025 – Hari Biasa Pekan III Prapaskah

71

Lukas 11:14-23

Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripada dia menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”

***

Yesus mengusir setan yang membisukan seseorang, sehingga orang itu kemudian bisa berkata-kata. Mukjizat ini memicu reaksi yang bermacam-macam. Ada yang kagum dan keheranan, ada juga yang menuduh Yesus menggunakan kuasa penghulu setan. Jawaban Yesus atas tuduhan ini sangat jelas. Ia tidak menggunakan kekuatan jahat untuk mengusir roh jahat, tetapi dengan kuasa Allah. Kuasa Allah tidak pernah kalah oleh kuasa jahat.

Sampai sekarang, kuasa jahat terus-menerus mengganggu manusia. Kita tidak bisa mengandalkan kekuatan manusiawi kita dalam peperangan rohani ini. Kita tentu saja juga tidak boleh menggunakan kuasa jahat. Kekuatan kita adalah kuasa Allah. Kerajaan Allah yang diajarkan dan dihadirkan Yesus adalah Kerajaan yang mengalahkan kuasa gelap dan membawa pembebasan bagi umat manusia. Ketika kita menghadapi godaan dan tantangan, ingatlah bahwa kita tidak sendirian. Kuasa Tuhan yang kuat selalu ada.

Bagaimana kuasa jahat bisa dikenali? Salah satu ciri kuasa jahat adalah sikap dan tindakan memecah belah. Perpecahan adalah ragi yang merusak dan jahat. Perpecahan membuat orang semakin sulit untuk bisa saling memahami. Sayangnya, situasi ini cukup kuat berlangsung pada masa sekarang. Orang begitu mudah saling curiga, saling membenci, dan kemudian terpecah gara-gara berita bohong. Ketika media sosial mulai berkembang, sempat muncul sindiran: “Yang jauh menjadi dekat, dan yang dekat menjadi jauh.” Slogan ini sekarang sudah tidak cocok lagi, sebab dalam berbagai kasus, media sosial menjauhkan yang dekat maupun yang jauh gara-gara tersebarnya berita bohong dan ujaran kebencian.

Orang yang dikuasai Roh Tuhan akan terus mengupayakan persatuan dan persekutuan. Bagi para pengikut-Nya, Yesus mempunyai tuntutan yang tegas, “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” Sering kali orang tergoda untuk bersikap netral dalam hidup dan dalam iman. Orang ingin tetap berada di zona nyaman, tidak berpihak, dan menghindari konflik. Yesus mengingatkan bahwa tidak ada tempat di tengah-tengah. Orang harus memilih satu pihak, antara Kerajaan Allah atau kerajaan Iblis. Sebagai pengikut Yesus, kita tidak boleh bersikap setengah hati. Jika kita memang bersama Yesus, kita dipanggil untuk mengumpulkan bukan mencerai-beraikan, untuk membangun bukan meruntuhkan, untuk menyatukan bukan memecah belah.

Apa yang kita pilih? Kuasa Allah yang menyatukan atau kuasa gelap yang memecah belah?