
Matius 7:15-20
“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”
***
Buah adalah bukti pertumbuhan sebuah pohon. Buah yang baik berasal dari pohon dan proses pertumbuhan yang baik. Begitu pula karakter sesosok pribadi. Orang akan menjadi pribadi yang baik jika mempunyai pengolahan diri yang baik pula.
Yesus mengingatkan para murid agar mereka waspada terhadap buah-buah yang ditabur oleh para nabi palsu. Ada penyesatan dan kekeliruan yang diajarkan oleh nabi-nabi palsu tersebut. Kita bisa melawan dan menghindari mereka dengan cara semakin meningkatkan kewaspadaan. Buah yang baik berarti mempunyai mutu dan isi yang berkualitas. Buah yang dihasilkan para nabi palsu mempunyai mutu yang jahat, menyesatkan, dan tidak berguna bagi keselamatan kekal.
Hari ini kita diajak untuk tidak mudah tergoda terhadap segala macam ajaran yang berlawanan dengan hukum Tuhan. Memang ini tidak mudah, sebab yang namanya penyesatan pasti akan dibingkai semenarik dan senalar mungkin. Namun, kita tidak perlu gentar, sebab Tuhan akan membantu kita mencermati hal-hal sesat itu. Kuncinya ada pada ketahanan iman yang kita miliki. Agar ketahanan iman kita kuat, kita harus terus membina diri dalam olah rohani dan pengajaran Gereja.
Olah rohani bisa kita buat melalui kebiasaan rutin sehari-hari secara mandiri. Sementara itu, pengajaran Gereja bisa kita dapatkan dengan turut bergabung dalam katekese, misalnya dalam kesempatan pendalaman iman, pelajaran agama, maupun aneka seminar yang diselenggarakan Gereja. Olah rohani dan pengajaran Gereja merupakan proses untuk menumbuhkan diri pada kebenaran iman agar buah yang kita hasilkan nantinya berkualitas.
Bacaan Injil hari ini juga mengajak kita untuk mengukur kedalaman pengenalan kita akan Tuhan dan Gereja. Jangan sampai kita bertekun dalam olah rohani, tetapi menutup diri pada berbagai pengajaran Gereja yang relevan. Gereja selalu berbenah diri dalam pengajaran, sesuai perkembangan zaman. Karena itu, kita perlu memberi keseimbangan antara olah rohani dan pengajaran Gereja. Dua unsur ini harus seimbang agar hidup kita berada pada koridor ketahanan iman yang matang.
Mari kita mohon rahmat keterbukaan hati dan pikiran, demi mengalami pertumbuhan hidup yang benar, sehingga selalu sejalan dengan kehendak Tuhan.