Ingat, Lakukan, dan Ajarkan

Rabu, 7 Maret 2018 – Hari Biasa Pekan III Prapaskah

150

Ulangan 4:1, 5-9

“Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu.

Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini? Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu.”

***

Umat Israel sudah menyelesaikan perjalanan panjang di gurun. Di tepi Sungai Yordan, sebelum memasuki Tanah Perjanjian, Musa memberikan wasiat terakhirnya. Israel harus diingatkan lagi akan apa yang paling penting bagi jati diri mereka sebagai bangsa. Ini penting, sebab mereka akan memasuki tanah yang juga dihuni bangsa-bangsa lain. Kekhasan mereka sebagai umat Tuhan harus tetap jelas. Apa saja “milik” yang harus mereka pertahankan itu?

Pertama, iman mereka akan Tuhan. Tuhan bukanlah sembarang Allah, tetapi “Allah yang sedemikian dekat kepada umat-Nya.” Inilah kekhasan Tuhan, Allah Israel. Ia bukan Allah nun jauh disana yang diam berpangku tangan, tetapi Allah yang sangat akrab dengan umat-Nya. Ia selalu menyertai mereka dan selalu siap dipanggil kapan saja. Dialah Allah yang peduli dan siap membela kepentingan umat-Nya.

Kedua, hukum Taurat. Umat Israel memiliki pelbagai hukum dan peraturan yang mengatur seluruh hidup mereka. Hukum menjamin tempat mereka dalam relasi perjanjian dengan Tuhan. Mereka sudah diselamatkan sejak Tuhan mengadakan perjanjian dengan mereka di Sinai. Pelaksanaan Taurat adalah jaminan untuk tetap berada dalam relasi perjanjian itu.

Beberapa hal ditekankan oleh Musa agar warisan iman dan hukum ini dapat dipertahankan. Pertama, ingatlah! Pepatah Latin mengatakan: historia docet nos atau sejarah mengajar kita. Ingatlah akan sejarahmu. Jangan melupakan semua perbuatan besar yang sudah Tuhan lakukan di masa lampau. Kasih Tuhan sudah terbukti di masa lampau. Itu harus menjadi dasar ketaatan dan pelaksanaan Taurat di masa kini.

Kedua, lakukanlah! Beberapa kali kata ini diulang dalam bacaan hari ini. Rumusan hukum dan peraturan betapa pun sempurnanya akan tetap mandul kalau tidak dijalankan. Pelaksanaan Hukum Allah akan membuat Israel disegani sebagai bangsa yang bijak dan berakal-budi.

Ketiga, ajarkanlah kepada anak cucumu! Tradisi harus diteruskan kepada anak cucu. Iman dan Taurat harus diteruskan dan diceritakan kepada generasi baru. Penerusan iman dan tradisi adalah tugas setiap anggota umat Allah, mulai dengan keluarga masing-masing. Wariskan yang terbaik bagi anak cucu, dan itu bukan terutama harta dan tanah, tetapi iman dan Hukum Allah.