Mengarah kepada Kehidupan Kekal

Kamis, 7 Juni 2018 – Hari Biasa Pekan IX

315

2 Timotius 2:8-15

Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Benarlah perkataan ini: “Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”

Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.

***

Paulus mengingatkan Timotius mengenai Injil yang diberitakannya. Yesus Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati. Kebangkitan Kristus inilah yang menjadi sumber kegembiraan orang beriman. Orang yang mati sebagai orang yang percaya kepada Kristus akan bangkit bersama dengan Dia untuk menikmati kehidupan abadi yang penuh kebahagiaan. Kematian badaniah tidak akan menjadi peristiwa yang menakutkan karena kematian itu justru membawa jiwa manusia untuk berjumpa dengan Kristus dalam keabadian.

Paulus rela pergi memberitakan Injil ke tempat-tempat yang jauh, menjangkau banyak bangsa, supaya sebanyak mungkin orang mendengarkan kabar gembira ini. Paulus rela menanggung banyak penderitaan dalam tugas pemberitaan ini. Ia bahkan pernah dibelenggu seperti seorang penjahat. Ia sabar dan rela menanggung semua penderitaan itu semata-mata supaya orang menjadi percaya kepada Kristus dan mendapat keselamatan yang dianugerahkan oleh Allah melalui Yesus Kristus.

Paulus yakin bahwa penderitaan yang dialaminya dalam pemberitaan Injil tidak akan sia-sia. Kalaupun ia harus mati karena menjalankan tugas ini, ia percaya bahwa kematiannya akan mengantar dia kepada Kristus. Sebab, “Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia;  jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia.”

Paulus menyampaikan nasihat itu kepada Timotius yang menjadi gembala jemaat dan bertanggung jawab atas iman mereka. Ia meminta Timotius untuk mengingatkan jemaat mengenai Injil yang telah diwartakan olehnya dan yang telah mereka percaya. Jangan sampai mereka hanya bertengkar mengenai hal-hal yang tidak berguna. Mereka harus menempatkan kabar gembira itu sebagai yang utama dalam kehidupan bersama dan dalam kehidupan pribadi. Paulus juga meminta Timotius untuk tetap bekerja memberitakan kebenaran Injil. Ia tidak perlu malu berbicara secara terus terang mengenai Injil, sebab hal itu dilakukan bukan untuk dirinya sendiri tetapi demi Allah dan keselamatan jemaat.

Saudara-saudari sekalian, kebangkitan Kristus dari antara orang mati harus menjadi sumber pengharapan dan kegembiraan orang beriman. Kita memang masih harus menjalani kehidupan di dunia ini, tetapi semuanya harus dilakukan dengan harapan bahwa setelah kehidupan di dunia ini berakhir, kita akan tinggal bersama Kristus dalam kemuliaan yang abadi.

Hari ini Allah mengingatkan kita agar tidak lupa akan tujuan hidup kita yang sebenarnya, yang tidak terbatas di dunia ini. Kehidupan di dunia harus dijalani dengan sebaik-baiknya sambil mengarahkan pandangan pada kehidupan abadi. Pengharapan akan bangkit bersama Kristus mendorong kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini menurut kehendak Kristus.