Lelah dan Telantar

Selasa, 10 Juli 2018 – Hari Biasa Pekan XIV

214

Matius 9:32-38

Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak, katanya: “Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel.” Tetapi orang Farisi berkata: “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan telantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

***

Untuk menunjukkan kuasa Yesus, Matius secara berturut-turut mengisahkan empat mukjizat yang dikerjakan-Nya (Mat. 9:18-34). Ia membangkitkan orang mati, memulihkan orang sakit pendarahan, orang buta, dan kini orang bisu. Oleh Yesus, setan yang merasuki si bisu diusir, sehingga orang itu pun sembuh. Saat itu, setan memang dianggap sebagai sumber segala macam penyakit. Tindakan Yesus menyembuhkan orang sakit dengan begitu dilihat pula sebagai serangan terhadap kekuasaan Iblis.

Mukjizat penyembuhan orang bisu dikisahkan singkat saja oleh Matius. Ia agaknya lebih tertarik menampilkan tanggapan orang atas mukjizat itu yang ternyata saling bertolak belakang: orang banyak merasa takjub, sedangkan orang Farisi mencibir. Reaksi orang Farisi patut dicatat. Mereka tidak menyangkal kuasa Yesus. Mereka hanya menuduh bahwa kuasa itu berasal dari pemimpin setan.

Apa pun tanggapan orang, Yesus tetap berkarya. Ia prihatin melihat domba-domba yang lelah dan telantar seperti tak punya gembala. Terdorong oleh belas kasih-Nya, Yesus berhasrat untuk melayani mereka sebagai seorang gembala yang baik.

Andai saja pemimpin-pemimpin kita punya semangat seperti itu, situasi kita pasti akan jauh lebih baik. Celakanya, bukan saja tidak peduli, banyak di antara mereka justru menjadi penyebab penderitaan rakyat! Ketika hadir pemimpin yang baik, orang itu malah diserang oleh orang-orang yang tidak baik. Mereka berusaha setengah mati untuk menjatuhkannya! Tuhan, hadirkan dan lindungilah selalu gembala-gembala yang tulus hati menjaga kawanan domba-Mu.