Bertobat dan Diselamatkan

Selasa, 20 November 2018 – Hari Biasa Pekan XXXIII

333

Lukas 19:1-10

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

***

Dari pemungut cukai bernama Zakheus, kita bisa banyak belajar tentang bagaimana perjuangan orang beriman dalam mengatasi segala macam rintangan yang ada di hadapannya untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga. Masih ingatkah kita akan pesan Yesus kepada para murid-Nya bahwa “lebih mudah seekor unta masuk ke lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga”? Kisah Zakheus dapat membantu kita untuk memahami sabda yang kontroversial itu. Di sini tergambar pula betapa tidak mudah bagi Zakheus untuk mentransformasi dirinya.

Zakheus adalah seorang kepala pemungut cukai. Ini berarti dia punya prestasi dan kompetensi yang tidak bisa diremehkan begitu saja. Penulis Injil sepertinya secara sengaja menambahkan keterangan yang sangat jernih – bahwa Zakheus adalah “seorang yang kaya” – agar para pembaca semakin tertarik dengan kisah ini. Ia seolah mau menghubungkan secara langsung dari mana Zakheus memperoleh kekayaannya: bukan dari warisan, bukan dari kerja keras, tetapi dari pekerjaannya sebagai pemungut cukai.

Pada saat itu, kepala pemungut cukai biasanya punya kuasa untuk menentukan jumlah pajak dan jenis-jenis pajak yang harus ditarik dari rakyat, juga jumlah pajak yang harus disetorkan kepada pemerintah Romawi. Dari selisih antara yang didapat dan yang disetorkan itulah seorang pemungut cukai memperoleh kekayaannya. Pada zaman itu, bukan hal yang mengherankan lagi bahwa kepala pemungut cukai pasti kaya raya.

Rupanya nama besar Yesus sudah bergaung ke mana-mana termasuk di Yerikho, sehingga kedatangan Yesus ke tempat ini langsung menimbulkan kegaduhan tersendiri di kalangan masyarakat setempat. Kegaduhan ini menarik perhatian Zakheus, sehingga ia berusaha melihat Yesus. Menarik untuk membayangkan apa yang ada dalam benak Zakheus tentang sosok Yesus, sampai-sampai ia penasaran sekali terhadap-Nya. Dalam Kitab Suci, biasanya yang bisa membuat masyarakat gempar adalah seorang penguasa – seperti raja, pangeran, ratu – atau seorang yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit atau bisa juga seorang utusan Allah seperti para nabi.

Sebagaimana kita tahu, usaha pertama Zakeus untuk melihat Yesus langsung gagal karena terhalang oleh orang banyak, ditambah lagi karena badannya pendek. Apakah ia menyerah? Tidak sama sekali. Ini yang hebat dari Zakheus. Ia lalu berlari secepat mungkin untuk mendahului orang banyak. Karena masalah tinggi badan, ia sadar bahwa usahanya ini mungkin lagi-lagi akan gagal. Tidak habis akal, ia berusaha menghancurkan penghalang yang menjadi kelemahannya itu dengan memanjat pohon ara.

Ternyata bukan cuma Zakheus yang berhasil melihat Yesus, tetapi juga sebaliknya, Yesus yang sedang dikerumuni orang banyak pun melihat Zakheus. Yesus tahu apa yang dilakukan dan diperjuangkan Zakheus. Yesus lalu mengajak Zakheus turun, sebab Ia mau menumpang di rumahnya. Zakheus menyambut tawaran itu dengan sukacita.

Halangan rupanya tidak berhenti di situ. Zakheus membuat Yesus dicemooh orang-orang di sekitarnya. Bagaimana mungkin Ia mau singgah di rumah orang berdosa? Di sinilah tiba-tiba muncul iman yang luar biasa. Zakheus berdiri dan menyatakan bahwa ia memberikan separuh dari miliknya kepada orang miskin. Ia juga siap membayar ganti rugi kepada orang-orang yang pernah diperasnya.

Secara indah luar biasa hari ini kita melihat Zakheus sebagai “unta yang masuk ke lubang jarum.” Yesus pun menegaskan bahwa pada hari itu terjadi keselamatan atas rumah Zakheus.