Tuhan, Mengapa Engkau Mengasihi Mereka? (1)

Universalitas Kasih Allah dalam Kitab Yunus

166

Ketika kepada Yesus ditanyakan mengenai hukum yang terutama, dengan sigap Ia menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Jawaban tersebut belum selesai, sebab Yesus kemudian melanjutkan, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat. 22:37-39; bdk. Mrk. 12:29-31; Luk. 10:27-28).

Bagi orang Indonesia, mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan raga tampaknya bukan suatu masalah. Rumah ibadah dari berbagai agama ada di mana-mana dan jumlahnya amat sangat banyak. Pada saat-saat tertentu, rumah-rumah ibadah itu senantiasa dipenuhi umat yang rindu untuk bertemu dan berkomunikasi dengan Yang Mahakuasa. Mereka berdoa, memohon, dan mengucap syukur kepada-Nya; mereka juga melakukan ritual ini dan ritual itu sebagai wujud ketaatan dan tanda hormat kepada-Nya.

Perihal mengasihi sesama, situasinya agak berbeda. Meskipun bangsa ini berpegang pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu,” mengasihi orang lain ternyata tetap bukan hal yang mudah bagi banyak orang, apalagi kalau orang itu memiliki agama dan keyakinan yang berbeda dengan mereka. Bagi sejumlah orang, definisi “sesama” terbatas pada orang lain yang agamanya sama. Di luar itu sebutan yang cocok adalah kaum kafir, kaum sesat yang tidak mengenal Tuhan, atau kaum terkutuk yang kelak akan mengalami kesengsaraan abadi dalam panasnya api neraka. Mengasihi kaum seperti ini adalah suatu kemustahilan. Mereka sebaiknya dijauhi, dibenci, dijebloskan ke dalam penjara, atau dimusnahkan saja.

Kira-kira bagaimana perasaan orang-orang semacam itu kalau mereka mengetahui bahwa Tuhan ternyata mengasihi juga orang yang mereka sebut kafir, bahwa Tuhan ternyata mengasihi juga orang jahat dan orang berdosa? Agar mampu mengenal Tuhan secara lebih mendalam dan mengembangkan sikap yang lebih baik kepada sesama, mari kita bersama-sama belajar dari kitab Yunus.

(Bersambung)