Berhadapan dengan Kebencian

Sabtu, 25 Mei 2019 – Hari Biasa Pekan V Paskah

164

Yohanes 15:18-21

“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.”

***

Kampung yang satu menyerbu kampung yang lain; para pelajar bukannya belajar malah tawuran di jalan; marah-marah karena emosi dan dendam akibat kalah dalam pemilu; seruan untuk melakukan kekerasan terhadap pihak lain; berita-berita macam itu makin sering saja kita baca atau kita dengar di media massa dan media sosial.

Tampaknya ada yang salah dengan masyarakat kita sekarang ini. Kebencian begitu mudah muncul, begitu mudah pula meledak ketika ada pemicunya. Kasih terhadap sesama, kesabaran, akal sehat, dan hati nurani entah dibuang di mana. Sebaliknya, yang lebih mengemuka justru pelampiasan emosi dan tekad untuk menghancurkan pihak lain.

Dunia dikuasai kebencian. Tidak mengherankan bahwa Yesus pun dibenci olehnya, mengingat Ia sering kali mengajarkan nilai-nilai yang tidak sejalan dengannya. Karena itu, Yesus dalam bacaan Injil hari ini memperingatkan para murid agar bersiap menghadapi situasi yang sulit. Setelah kepergian-Nya, kebencian dunia akan terarah kepada mereka.

Namun, para murid tidak perlu merasa takut. Hadapi kebencian itu dengan hati yang teguh. Bagi mereka, Yesus menjanjikan datangnya penolong, yakni Roh Kebenaran. Selain itu, jangan lupa, kebencian jangan dibalas dengan kebencian. Itu hanya akan memperburuk suasana dan menggiring dunia semakin dekat menuju kehancuran. Seperti api padam ketika disiram air, kebencian harus kita taklukkan dengan kasih.