Menempatkan Diri di Hadapan Allah

Jumat, 9 Agustus 2019 – Hari Biasa Pekan XVIII

153

Ulangan 4:32-40 

“Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu. Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa TUHANlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau, di bumi Ia membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar, dan segala perkataan-Nya kaudengar dari tengah-tengah api. Karena Ia mengasihi nenek moyangmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar, untuk menghalau dari hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat darimu, untuk membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka dan memberikannya kepadamu menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini. Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya.”

***

Kitab Ulangan berisi pesan-pesan yang disampaikan Musa kepada orang Israel sebelum mereka memasuki Tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan kepada mereka. Ada dua hal yang disampaikan Musa dalam bacaan hari ini. Pertama, Musa mengajak orang Israel untuk melihat kembali dan menyadari karya kasih Allah kepada mereka. Kedua, ia menyampaikan pesan kepada mereka bagaimana harus menjalani hidup sebagai umat Allah.

Musa mengajak orang Israel untuk menyadari keistimewaan yang sudah mereka alami dari Allah mereka. Ia melakukan hal-hal yang begitu besar, yang tidak dapat dilakukan oleh yang lain:

(a) “Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup?” Di Gunung Sinai, Allah menjumpai orang Israel dan berbicara dengan mereka. Kemuliaan Allah tampak di hadapan mereka, padahal pada umumnya tidak ada manusia yang dapat bertahan di hadapan-Nya. Semua pasti mati kalau melihat kemuliaan Allah. Namun, orang Israel ternyata tetap hidup meskipun berjumpa dengan Allah dan mendengarkan suara-Nya.

(b) Tuhan sudah membebaskan orang Israel dari perbudakan di Mesir dengan berbagai tanda, mukjizat, dan peperangan. Dengan tangan-Nya yang kuat dan lengan teracung, Ia mengalahkan Mesir untuk membawa orang Israel keluar dari kerajaan yang besar itu. Tidak ada dewa yang sanggup melakukan hal seperti itu. Orang Israel sendiri melihat semuanya itu, sehingga nyatalah bagi mereka bahwa Tuhanlah Allah. Tidak ada yang lain kecuali Dia.

(c) Tuhan, yang mengasihi dan memilih orang Israel, membawa mereka keluar dari Mesir ke Tanah Kanaan. Tuhan sendiri menghalau penduduk Kanaan dan memberikan negeri itu kepada mereka. Mereka, yang adalah keturunan Israel yang telah menyelesaikan perjalanan di padang gurun, akan segera memasuki tanah yang dijanjikan itu.

Mengingat semua yang telah dilakukan Tuhan kepada mereka dan kepada nenek moyang mereka, orang Israel harus menyadari sungguh-sungguh bahwa “Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.” Mereka harus mengikuti ketetapan dan perintah yang diberikan Tuhan kepada mereka. Jika bertindak demikian, mereka akan menikmati kebahagiaan di tanah yang diberikan Tuhan. Keadaan mereka dan anak-anak mereka akan baik, dan mereka akan menikmati usia lanjut di tanah pemberian Tuhan.

Allah mengasihi manusia. Orang beriman menyadari kasih Allah itu dan percaya kepada-Nya. Kesadaran akan kasih Allah mendorong orang beriman untuk menempatkan diri dengan benar di hadapan Allah. Mereka hanyalah hamba atau ciptaan yang dikasihi oleh Tuhan, Pencipta mereka. Orang beriman mengikuti kehendak Allah dengan sungguh-sungguh karena percaya bahwa semua yang dikehendaki oleh Allah itu semata-mata untuk kebahagiaan mereka sendiri. Allah memberikan perintah dan peraturan kepada manusia bukan untuk membuat mereka menderita, tetapi supaya mereka hidup bahagia.