Ditolak di Nazaret

Senin, 2 September 2019 – Hari Biasa Pekan XXII

312

Lukas 4:16-30

Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

***

Yesus hadir secara rutin di sinagoga untuk mengajar dan beribadat. Suatu ketika, Ia diundang oleh pengurus sinagoga untuk membacakan sebuah perikop dari kitab para nabi setelah dibacakan sebuah perikop dari kitab Taurat. Yesus tampaknya memilih sendiri perikop yang dibaca-Nya. Yang Ia pilih adalah perikop terkenal dari kitab Yesaya, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Dinyatakan di situ tentang tugas sang Mesias, orang yang diurapi Allah.

Setelah itu, Yesus lalu duduk dan menjelaskannya. Penjelasan ini dapat dianggap sebagai khotbah pertama Yesus pada awal pelayanan publik-Nya. Dalam penjelasan-Nya, Yesus menafsirkan perikop yang telah dibaca-Nya, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Melalui penafsiran ini, Ia menyatakan bahwa nubuat Yesaya terpenuhi dalam diri-Nya. Dialah Mesias yang diurapi oleh Roh Allah untuk mewartakan kabar gembira. Dialah hamba YHWH yang mengidentifikasikan diri-Nya dengan orang-orang tertindas. Dialah nabi eskatologis yang mewartakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang bagi umat-Nya.

Apa tanggapan para pendengar terhadap penafsiran itu? Mereka menanggapinya secara berbeda-beda. Beberapa orang menanggapinya secara positif dengan memuji-Nya. Yang lain memberi tanggapan negatif. Mereka merasa heran dengan kata-kata indah yang diucapkan Yesus, sebab mereka mengenal Dia sebagai anak Yusuf. Tanggapan negatif orang-orang ini dengan demikian tidak berkaitan dengan penafsiran Yesus terhadap nubuat Yesaya, tetapi berhubungan dengan dengan asal-usul Yesus. Lantaran ketidakpercayaan mereka, Yesus tidak melakukan karya mukjizat apa pun di tempat asal-Nya.

Berhadapan dengan dua tanggapan itu, marilah kita meneliti batin dan mengidentifikasi diri. Apakah kita termasuk dalam kelompok yang menanggapi pengajaran Yesus secara positif? Ataukah kita berada dalam kelompok yang memberikan tanggapan negatif?