Menjaga yang Lemah

Sabtu, 28 Desember 2019 – Pesta Kanak-kanak Suci

155

Matius 2:13-18

Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”

Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: “Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.”

***

Hari ini kita merayakan Pesta Kanak-kanak Suci. Bacaan Injil hari ini berkisah tentang malaikat yang memperingatkan Yusuf bahwa Herodes akan membunuh Yesus. Seketika itu juga Yusuf membawa Maria dan Yesus menyelamatkan diri dari kekejaman Herodes dengan mengungsi ke Mesir. Herodes yang marah karena merasa ditipu oleh orang-orang majus lalu menggunakan kekuasaannya dengan kejam. Ia membantai anak-anak yang berumur di bawah dua tahun dalam rangka menyingkirkan sosok yang dipandang mengancam kedudukannya sebagai raja.

Banyak anak meninggal karena kekejaman Herodes. Mereka mati untuk Yesus kecil. Jadi, bahkan sebelum Yesus mati untuk mereka, mereka sudah mati untuk Dia. Anak-anak itu adalah martir. Namun, terselip sebuah pertanyaan mengenai peristiwa ini: apakah Tuhan menghendaki kematian anak-anak ini demi Yesus kecil?

Bukan Tuhan yang menghendaki kematian anak-anak itu. Mereka meninggal akibat tindakan Herodes yang menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Mendengar kabar tentang lahirnya raja baru, Herodes merasa terancam. Untuk menyelamatkan takhtanya, ia pun memutuskan untuk melakukan pembunuhan massal.

Sampai hari ini kita masih sering mendengar tentang anak-anak yang meninggal karena diaborsi, dibunuh, atau dibuang. Mereka mati karena ulah orang tua dan oknum-oknum yang terlibat di dalamnya. Banyak juga anak yang melakukan bunuh diri karena merasa tidak diperhatikan oleh orang tua mereka. Bentuk lain dari pembunuhan terhadap anak-anak adalah sex abuse terhadap mereka. Hal ini terjadi tidak hanya di kalangan masyarakat pada umumnya, tetapi juga dalam institusi Gereja.

Pesta Kanak-kanak Suci adalah saat yang baik untuk melakukan pertobatan agar pembunuhan terhadap anak-anak tidak terjadi lagi. Inilah saatnya bagi kita untuk berkomitmen membela kehidupan. Inilah saatnya bagi para orang tua untuk lebih memperhatikan buah hati mereka. Inilah saatnya juga bagi Gereja, khususnya para imam, untuk memperbarui diri agar bisa menjadi seperti Yusuf, alih-alih Herodes. Mari kita berdoa juga bagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan di masyarakat dan keluarga.