Konsistensi

Sabtu, 12 September 2020 – Hari Biasa Pekan XXIII

155

Lukas 6:43-49

“Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”

“Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya — Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan –, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.”

***

Sering kali kita mudah terkecoh dengan apa yang tampak di luaran, padahal yang kelihatannya baik ternyata belum tentu berangkat dari motivasi yang baik pula. Ada orang yang tampaknya dermawan karena suka menyumbang di sana-sini, tetapi ternyata uang sumbangannya itu berasal dari hasil korupsi. Ada orang yang terlihat suci dan taat beribadah, tetapi ternyata ia suka menindas sesama. Pohon yang baik pasti menghasilkan buah yang baik, dan sebaliknya buah yang baik pasti berasal dari pohon yang baik pula.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menggarisbawahi pentingnya konsistensi. Konsistensi harus tampak antara pohon dan buah-buah yang dihasilkannya. Konsistensi harus terjadi antara apa yang ada di dalam hati dan apa yang keluar dari mulut kita. Konsistensi juga harus ada antara apa yang diimani dan apa yang dihidupi.

Yesus mengkritik keras orang-orang tidak konsisten alias orang-orang munafik, “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” Yesus menegaskan pentingnya seseorang untuk melaksanakan apa yang ia imani, apa yang telah ia dengar dan ia pelajari. Orang seperti ini adalah orang yang bijaksana, yang mendirikan rumah di atas batu, sehingga ketika banjir melanda, rumah itu tidak sedikit pun goyah.

Saudara-saudari yang terkasih, menjadi orang yang konsisten tentu bukanlah hal yang mudah. Yesus hari ini mengundang dan menantang kita semua untuk berani hidup secara demikian. Kita diajak untuk konsisten dalam melaksanakan apa yang kita imani, konsisten antara kata-kata dan tindakan nyata, konsisten melakukan hal yang baik dengan dasar motivasi yang juga baik. Kita semua sekarang juga diajak untuk menjadi berkat bagi sesama dengan menghasilkan buah-buah yang baik, sebab kita berasal dari pohon yang baik, yakni Tuhan Yesus sendiri.