Keyakinan Dasar Kristiani: Tetap Tenang dan Tidak Takut 

Selasa, 17 Juli 2018 – Hari Biasa Pekan XV

242

Yesaya 7:1-9

Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya. Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: “Aram telah berkemah di wilayah Efraim,” maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin.

Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: “Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu, dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya. Oleh karena Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata: Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya, kemudian mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya, maka beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak akan sampai hal itu, dan tidak akan terjadi, sebab Damsyik ialah ibu kota Aram, dan Rezin ialah kepala Damsyik. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi. Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya.”

***

Bacaan pertama hari ini menunjukkan kekuatan pewartaan Nabi Yesaya. Konteks pewartaan sang nabi kali ini adalah bangkitnya raja Aram yang bekerja sama dengan raja Israel untuk menyerang Kerajaan Yehuda. Pada waktu itu, Kerajaan Yehuda dipimpin oleh Raja Ahas.

Berdasarkan jumlah tentara, kekuatan militer, dan kelengkapan senjata tentunya dua kerajaan yang datang menyerang itu jauh lebih besar dan jauh lebih dahsyat bila dibandingkan dengan Kerajaan Yehuda. Tidak heran, Raja Ahas dan seluruh rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon di hutan yang ditiup angin.

Dalam keadaan kalut, mentok sana-sini, dan buntu tanpa adanya jalan keluar, Allah bersabda kepada umat-Nya melalui Nabi Yesaya. Allah berfirman agar rakyat dan Raja Ahas tetap tenang dan tidak takut. Mereka diajak untuk berpegang dan percaya kepada-Nya. Allah meminta umat-Nya untuk memegang teguh iman dan keyakinan mereka. Selama mereka percaya kepada-Nya, musuh-musuh tidak akan mampu mengusik mereka.

Dalam pesan Allah melalui Nabi Yesaya inilah kita bisa melihat keyakinan dasar yang harus dimiliki oleh setiap umat kristiani. Kita diajak untuk mempunyai hati dan pikiran yang tenang dan tidak panik ketika masalah datang. Kita dapat menaruh harapan kita kepada Allah yang pasti mampu mengatasi perkara-perkara yang menimpa kita. Sikap inilah yang disebut “keteguhan dalam beriman.” Iman seseorang baru teruji dalam bara api pencobaan dan persoalan. Dari situlah iman yang murni dan teguh akan keluar seperti matahari yang bersinar, yang cahayanya merekah menyinari jagat raya.