Pukat dan Ikan

Kamis, 2 Agustus 2018 – Hari Biasa Pekan XVII

1308

Matius 13:47-53

“Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Mengertikah kamu semuanya itu?” Mereka menjawab: “Ya, kami mengerti.” Maka berkatalah Yesus kepada mereka: “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.”

Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ.

***

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah sebagai pukat yang dilabuhkan di laut. Setelah penuh dengan ikan, pukat itu akan ditarik, kemudian para nelayan akan memilah-milah ikan hasil tangkapannya. Ikan yang baik akan dikumpulkan ke dalam pasu, sedangkan ikan yang buruk akan dibuang.

Dalam Alkitab, laut sering kali melambangkan bangsa-bangsa yang resah, sedangkan ikan melambangkan manusia yang hidup di dunia ini. Di antara ikan-ikan yang ditangkap, ada yang baik, ada yang tidak baik. Ikan yang tidak baik oleh Yesus ditafsirkan sebagai orang jahat, sementara yang baik tentu saja melambangkan orang-orang benar. Pukat yang dibentangkan menjadi lambang Allah yang merentangkan tangan menyambut kedatangan semua orang. Itulah gambaran situasi pada akhir zaman, di mana pada saat itu semua orang akhirnya akan dikumpulkan.

Mau tidak mau, suka tidak suka, kita akhirnya akan masuk ke dalam masa akhir zaman tersebut. Pada saat itu kita akan diadili berdasarkan perbuatan-perbuatan kita. Perbuatan baik akan menuntun kita masuk ke dalam Kerajaan Surga, sedangkan perbuatan jahat akan menjauhkan kita dari berkat Tuhan.

Kalau kita disuruh untuk memilih antara surga dan neraka, tentu kita akan lebih memilih untuk masuk ke dalam surga. Kita tentunya lebih memilih menjadi orang baik daripada orang jahat. Namun, sudahkah perbuatan kita sehari-hari selaras dengan semangat dan pilihan tersebut? Marilah kita membuka diri pada firman dan sapaan dari Tuhan. Berikanlah diri kita kepada-Nya supaya Ia membentuk kita menjadi bejana yang baik. Dengarkan dan laksanakanlah sabda-sabda Tuhan supaya pada akhir zaman kelak kita masuk ke dalam pukat dan ditemukan oleh-Nya sebagai ikan yang baik.