Relasi Yesus dengan Allah sebagai Bapa

Minggu, 30 Desember 2018 – Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf

565

Lukas 2:41-52

Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

***

Keluarga Yesus berziarah ke Yerusalem ketika Yesus berumur dua belas tahun, seperti yang biasa mereka lakukan tiap tahun untuk merayakan Paskah, salah satu pesta ziarah orang Yahudi. Lukas tidak menyebutkan berapa lama mereka berada di Yerusalem. Sesuai ketentuan Taurat, mereka mungkin tinggal di sana selama tujuh atau delapan hari untuk merayakan Paskah dan Roti Tak Beragi (Im. 23:5-6; Ul. 16:1-4; Yeh. 45:21-25).

Setelah semuanya selesai, Maria dan Yusuf pulang ke Nazaret. Namun, tanpa diketahui oleh orang tua-Nya, Yesus tetap tinggal di Yerusalem. Tidak ada informasi mengapa Yesus terpisah dari orang tua dan apa motivasi-Nya tetap berada di Yerusalem. Kita hanya diberi tahu bahwa orang tua Yesus baru menyadari kalau Ia tidak ada dalam kelompok mereka setelah sehari melakukan perjalanan. Karena tidak menemukan Yesus di antara keluarga dan kenalan, mereka lalu kembali ke Yerusalem.

Sesudah tiga hari mencari – sehari perjalanan ke Nazaret, sehari perjalanan kembali ke Yerusalem, dan sehari mencari di Yerusalem – mereka akhirnya menemukan Yesus di Bait Allah. Yesus sedang duduk di tengah-tengah para ahli Kitab Suci untuk mendengarkan dan mengajukan pertanyaan seputar hukum Taurat dan tempatnya dalam kehidupan orang Yahudi. Semua yang mendengarkan-Nya sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya.

Orang tua Yesus senang karena menemukan-Nya, tetapi sekaligus tercengang dengan apa yang mereka lihat. Maria mengeluh kepada Yesus karena Ia telah membuat mereka cemas dan repot. Keluhan ibu-Nya ini ditanggapi Yesus dengan cukup keras, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”

Di sini Yesus untuk pertama kalinya mewahyukan dan mendeklarasikan diri-Nya sendiri. Pewahyuan dan deklarasi seperti ini sebelumnya disampaikan melalui para perantara seperti Gabriel, Elisabet, Maria, Simeon, dan Hana. Namun, kini Yesus sendiri berinisiatif mewahyukan siapa diri-Nya. Melalui pewahyuan ini, Yesus mengungkapkan relasi unik-Nya dengan Allah sebagai Bapa-Nya. Relasi ini sebenarnya menegaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh malaikat tentang diri-Nya sebagai Anak Allah (Luk. 1:35). Kelak, penegasan ini ditampilkan lagi di awal karya pelayanan publik Yesus melalui suara dari surga, “Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan” (Luk. 3:22-23).