Rambu-rambu Ilahi

Jumat, 25 Oktober 2019 – Hari Biasa Pekan XXIX

132

Lukas 12:54-59

Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?

Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”

***

Setiap kali mengunjungi stasiun, bandara, atau terminal, saya selalu memperhatikan tanda-tanda yang diletakkan di berbagai tempat di sana. Di bandara, misalnya, ada tanda yang menunjukkan tempat kedatangan dan keberangkatan, tanda menuju ruang tunggu bagi para penumpang, dan lain sebagainya. Agar tidak salah arah, penting sekali bagi kita untuk memperhatikan tanda-tanda tersebut.

Ternyata, kehidupan juga memberikan tanda-tanda. Tubuh kita memberi tanda ketika kita perlu istirahat, perlu olahraga, atau ketika menderita suatu penyakit. Berbagai macam tanda ada di sekitar kita; yang kita perlukan adalah sensitivitas agar kita dapat merasakan dan memahami tanda-tanda tersebut. Pengenalan akan tanda sangat diharapkan oleh Yesus. Selain tanda-tanda fisik yang dapat dilihat, diraba, didengar, dicium, dan dirasakan oleh indra kita, ada rambu-rambu ilahi yang diperuntukkan bagi kehidupan rohani kita. Untuk itulah kita memerlukan sensitivitas yang tinggi.

Hal itu diingatkan lagi oleh Yesus dalam bacaan Injil pada hari ini. Sebagai manusia yang dekat dengan alam, kita bisa mengetahui apa yang terjadi dengan alam sekitar kita. Dari situ, Yesus meminta kita untuk melihat tanda-tanda lain yang lebih dari hal-hal fisik tersebut. Kita perlu mengetahui tanda-tanda kehidupan rohani kita. Mau dibawa ke mana kehidupan rohani kita? Bagaimana kita mengarahkan hidup kita berdasarkan tanda-tanda yang seharusnya menjadi petunjuk arah hidup kita? Oleh sebab itu, baiklah kalau kita berusaha juga untuk mengenali tanda ilahi.

Dalam kehidupan rohani, ada rambu-rambu ilahi yang memberi tanda tentang apa yang seharusnya kita renungkan dan kita lakukan. Yesus mengajak kita untuk mampu menilai zaman. Berbagai hal bisa saja terjadi di sekitar kita. Ketika di sekitar kita banyak orang miskin yang kelaparan, hendaknya kita tergerak untuk memberi mereka makanan. Ketika di sekitar kita ada sahabat yang berada dalam kesusahan besar, hendaknya kita tergerak untuk memberi bantuan. Kemampuan untuk menilai keadaan zaman menjadi syarat untuk bisa menumbuhkan kehidupan rohani kita dengan melibatkan orang-orang yang berada di sekitar kita.

Kita diajak untuk selalu sadar bahwa kehidupan rohani perlu dipupuk agar berbuah. Setiap pengalaman kita sehari-hari menyatakan kehadiran Allah. Untuk sampai pada pemahaman tersebut, diperlukan kesadaran bahwa Allah sendiri yang mendorong kita untuk peka akan situasi dan akan sesama. Mari kita bersama-sama berusaha membuka mata rohani kita agar dapat menemukan Allah.