Percaya Akan Kuasa Yesus

Selasa, 1 September 2020 – Hari Biasa Pekan XXII

152

Lukas 4:31-37

Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah darinya!” Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar darinya dan sama sekali tidak menyakitinya. Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.” Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.

***

Melalui bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk percaya akan kuasa Yesus yang hadir dalam perkataan dan tindakan-tindakan yang dilakukan-Nya. Saya merefleksikan bahwa otoritas sejati selalu menyajikan perkataan dan tindakan yang menyatu. Kita tidak akan pernah bisa berkata-kata akan kasih tanpa bertindak mengasihi. Jika perkataan kita berkebalikan dengan tindakan, tentu integritas diri kita layak dipertanyakan.

Yesus mampu mengusir roh jahat karena kuasa-Nya nyata. Ia mampu bersikap konkret dalam kata dan tindakan. Panggilan hidup seorang Katolik adalah panggilan yang sejalan dengan Yesus, yakni memadukan perkataan dan tindakan. Kita diajak untuk tidak hanya bisa berkata-kata, tetapi juga untuk bertindak sebagai wujud dari iman dan kepercayaan itu.

Dari kisah yang kita dengar hari ini, kita juga bisa melihat bahwa banyak orang terkagum-kagum melihat karya Yesus. Namun, Yesus tidak tergoda atas gemerlap kekaguman itu. Ia fokus kepada misi-Nya. Hal ini juga bisa menjadi sudut pandang kita akan disposisi diri sebagai orang Katolik. Hendaknya kita tidak tergiur oleh gemerlap kekaguman dan popularitas saat kita berhasil menjalankan sesuatu. Yesus mengajak kita untuk tetap rendah hati dalam menjalankan misi Allah.

Mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing: Sudahkah tindakan dan kata-kata kita sejalan?