Mendengarkan Gereja

Minggu, 27 September 2020 – Hari Minggu Biasa XXVI

102

Matius 21:28-32

“Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka: “Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”

***

Kita semua dipanggil untuk menjadi murid-murid Yesus. Setiap saat, kita perlu memberi perhatian kepada suara cinta Allah yang mengundang kita untuk taat dan mendengarkan-Nya dengan hati terbuka. Bagaimana kita dapat mendengarkan suara Tuhan di dunia yang dengan berbagai macam cara menarik perhatian kita kepada hal-hal yang tampaknya lebih mendesak?

Dengarkanlah Gereja. Kadang ini bukan anjuran yang menarik, sebab Gereja sering kali dianggap sebagai pengganggu dalam perjalanan menuju Yesus dan tidak dipandang sebagai jalan itu sendiri. Meskipun demikian, dapat dipastikan bahwa salah satu bahaya yang paling besar sekarang ini adalah memisahkan Yesus dari Gereja.

Gereja adalah Tubuh Tuhan. Tanpa Yesus tidak ada Gereja, dan tanpa Gereja, kita tidak dapat bersatu dengan Yesus. Secara khusus, mendengarkan Gereja berarti ikut serta dalam kehidupan liturgi Gereja. Adven, Natal, Prapaskah, Paskah, Pentakosta, dan sebagainya: Perayaan-perayaan ini membantu kita untuk semakin mengenal Yesus lebih baik dan semakin memasukkan kita ke dalam kehidupan ilahi yang Ia tawarkan di dalam Gereja.

Ekaristi adalah pusat kehidupan Gereja. Di sana kita dapat mendengarkan kabar gembira yang memberikan kehidupan dan menerima anugerah yang menguatkan kehidupan itu dalam diri kita. Jaminan yang paling pasti bahwa kita terus mendengarkan Gereja adalah ikut serta secara teratur dalam perayaan Ekaristi.

Marilah kita berdoa: “Tuhan, tidak mungkinlah percaya kepada-Mu tanpa iman, sebab setiap orang yang datang kepada-Mu harus percaya bahwa Engkau ada dan memberikan anugerah kepada orang-orang yang mencari-Mu.”

Diolah dari Henri J.M. Nouwen, Tuhan Tuntunlah Aku (Yogyakarta: Kanisius, 1994).