Tuhan Maha Pengasih

Rabu, 14 Oktober 2020 – Hari Biasa Pekan XXVIII

295

Lukas 11:42-46

“Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya.”

Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: “Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.” Tetapi Ia menjawab: “Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.”

***

Dalam bacaan Injil hari ini kita mendengarkan kecaman Yesus kepada orang-orang Farisi, padahal mereka ini adalah orang-orang yang taat menjalankan perintah Allah, antara lain perihal persembahan persepuluhan (lih. Ul. 14:22; Im. 27:30). Lalu, mengapa orang-orang Farisi dikecam Yesus?

Bila tidak dilihat secara kritis, sikap merasa diri sebagai orang yang taat beribadah dan rajin menjalankan perintah agama bisa berdampak negatif secara rohani. Sikap seperti ini sering kali kita temukan dalam diri orang-orang di sekitar kita, bahkan bisa jadi kita sendiri pun seperti itu. Ciri-cirinya antara lain: Merasa diri paling suci, sehingga merasa berhak untuk merendahkan orang lain; membangun kesombongan rohani dalam diri; juga bersikap formalistis dengan lebih banyak memperhatikan peraturan-peraturan sampai pada hal-hal kecil dan bukan esensinya, yakni belas kasihan. Jika kita berlaku demikian, ini artinya kita lupa bahwa agama semestinya hadir untuk menjadi rahmat bagi semesta melalui laku kasih, alih-alih menjerat hidup manusia dengan peraturan-peraturan yang rumit.

Sikap seperti itu tidak dikehendaki Yesus. Yesus mengajak setiap murid-Nya untuk selalu mengingat keadilan dan kasih Allah. Tuhan adalah Allah yang maha pengasih. Yesus menghendaki agar kita menghidupi kasih, alih-alih berfokus pada ritual-ritual yang sering kali memperumit kehidupan beragama.