Menikmati Proses

Selasa, 10 November 2020 – Peringatan Wajib Santo Leo Agung

155

Lukas 17:7-10

“Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”

***

Bacaan Injil hari ini ditutup dengan kalimat, “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” Dengan ini, Yesus mengajak kita untuk merenungkan nilai kerendahan hati dan tanggung jawab. Segala macam pekerjaan yang kita terima adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa kita bisa menyelesaikannya dengan rendah hati. Rendah hati dan tanggung jawab adalah keutamaan agar kita terbiasa mementingkan proses ketika melakukan sesuatu.

Di zaman yang serba praktis seperti sekarang ini, setiap orang memang dirangsang untuk mencapai hasil. Istilah, “berorientasi pada hasil.” Sebab itulah berbagai cara lalu digunakan asalkan hasil bisa didapatkan. Demi mendapatkan hasil, orang melakukan kecurangan, kejahatan, dan hal-hal tidak manusiawi lainnya: Ada yang merampok, ada pula yang bahkan sampai membunuh. Berbagai fenomena itu memperlihatkan betapa orang tidak lagi mampu menempuh proses dalam mencapai hasil.

Seorang formator di seminari pernah memberi wejangan kepada saya, “Tidak ada yang mudah dalam hidup. Tidak ada yang enak dalam mencari kehidupan sejati. Jalan yang terbaik adalah jalani apa yang menjadi tanggung jawabmu. Nikmati prosesnya.” Wejangan itu mendidik saya untuk menjadi pribadi yang mempunyai daya juang dan daya tahan. Daya juang, sebab perjuanganlah yang akan memberikan kemenangan; daya tahan, sebab ketahananlah yang akan memberikan kesuksesan.

Dari bacaan Injil hari ini, mari kita belajar untuk melakukan dengan sungguh-sungguh pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita. Dalam konteks pandemi yang sedang terjadi sekarang, kita diajak untuk secara bertanggung jawab saling menjaga kesehatan satu sama lain. Caranya antara lain dengan menaati peraturan yang berlaku, baik yang ditetapkan pemerintah, maupun yang ditetapkan Gereja. Mari kita melihat makna di balik anjuran untuk memakai masker, untuk mencuci tangan, untuk menjaga jarak, dan sebagainya. Itu semua bukan hanya demi kesehatan kita, melainkan juga demi keselamatan banyak orang.

Daya juang dan daya tahan seseorang dapat dilihat dari kesetiaannya dalam menaati peraturan yang berlaku. Anjuran-anjuran kesehatan di atas bisa jadi terasa rumit, sulit, dan merepotkan. Namun, bukankah hasil yang sukses umumnya selalu diawali oleh perjuangan yang penuh derita? Kita tahu bahwa kebangkitan Yesus diawali oleh jalan salib. Karena itu, oleh berkat Tuhan, penderitaan yang kita rasakan karena berjuang di jalan yang benar pada akhirnya pasti akan memberikan hasil yang optimal.