Pergi ke Tempat yang Sunyi

Sabtu, 6 Februari 2021 – Peringatan Wajib Santo Paulus Miki

564

Markus 6:30-34

Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.

***

Sehebat-hebatnya sebuah kendaraan suatu saat pasti akan mogok, masuk bengkel, atau rusak juga. Demikian halnya dengan manusia. Sekuat-kuatnya seseorang, suatu ketika ia pasti akan mengalami rasa lelah, sakit, atau bosan.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan kembalinya para murid setelah menunaikan tugas mereka, yakni mewartakan Injil Kerajaan Allah di tempat pengutusan masing-masing. Pada saat murid-murid itu kembali, Yesus mengajak mereka pergi ke tempat yang sunyi dalam rangka mengambil waktu untuk menyendiri dan beristirahat sejenak.

Kita juga memerlukan keheningan untuk menimba terang kehendak Tuhan. Kita membutuhkan waktu untuk menyendiri guna merefleksikan pengalaman dan peristiwa yang telah terjadi agar pesan dan makna dari semuanya itu dapat kita pahami. Kita membutuhkan waktu untuk beristirahat sejenak guna menimba kekuatan dan semangat baru.

Di tengah kesibukan yang begitu banyak, mari kita meluangkan waktu untuk Tuhan agar kekuatan ilahi dapat kita peroleh. Mari kita meluangkan waktu untuk diri kita sendiri untuk merefleksikan pengalaman-pengalaman hidup kita. Namun, jangan lupa juga untuk memberi waktu kita bagi mereka yang datang, khususnya “domba-domba yang tidak mempunyai gembala”. Banyak orang menanti waktu, sapaan, perhatian, dan uluran tangan kita.