Tuhan Memanggil Siapa Pun

Rabu, 7 Juli 2021 – Hari Biasa Pekan XIV

195

Matius 10:1-7

Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.”

***

Bukan rahasia lagi bahwa sebuah pekerjaan yang penting atau strategis membutuhkan orang dengan kualifikasi tertentu. Itu sebabnya sekarang banyak dilakukan fit and proper test untuk mengukur kualitas dan kualifikasi seseorang. Seiring dengan perkembangan zaman, kualitas dan keahlian sangat dibutuhkan dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Dibutuhkan orang-orang dengan level kecerdasan atau kualifikasi tertentu untuk melakukan sebuah pekerjaan.

Namun, Yesus ketika memanggil para murid-Nya melakukan hal yang berbeda. Demi mempermaklumkan Kerajaan Allah, Yesus memang memanggil dua belas orang murid. Ia tidak memasang level kualitas atau kualifikasi tertentu. Ia pun tidak menuntut tingkat kecerdasan atau keahlian tertentu. Alih-alih itu, Yesus memilih orang-orang sederhana yang tidak banyak menuntut. Ia memanggil orang kecil yang tulus dan siap dibentuk oleh Tuhan, sebab bagi merekalah Tuhan memiliki rencana dan misi untuk diselesaikan. Tuhan memanggil siapa pun.

Tuhan tidak pernah menolak seseorang. Yang terjadi, bisa jadi kita sendiri yang menolak Tuhan atau tidak mendengar undangan panggilan Tuhan karena merasa diri sudah mampu atau memiliki kualifikasi tertentu. Kita lalu menutup diri dan tidak mau pasrah kepada Tuhan lagi. Kita cenderung membanggakan kehebatan diri kita.

Tuhan tidak menuntut kualifikasi tertentu. Ia hanya membutuhkan jawaban “ya” ketika memberikan kepada kita suatu misi. Tuhan tidak membutuhkan kualifikasi yang tinggi dari kita untuk melakukan hal-hal terpenting dalam hidup. Kita hanya perlu menjawab “ya” kepada-Nya dan bersedia untuk dibentuk oleh Tuhan sendiri.

Satu hal yang jelas, siapa pun yang dipanggil, Tuhan akan membentuk orang itu seturut kehendak-Nya. Tuhan pun selalu menyertai kita dalam menjalankan misi yang Ia percayakan.