Lupa

Sabtu, 27 November 2021 – Hari Biasa Minggu XXXIV

103

Lukas 21:34-36

“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”

***

Joko Pinurbo membuat puisi yang indah dengan judul Lupa. Berikut kutipan puisinya: “Yang paling mudah dilakukan adalah lupa. Tidak butuh kecerdasan. Tidak perlu pendidikan. Hanya perlu sedikit berpikir. Itulah sebabnya, banyak orang tidak suka kalender, jam, dan tulisan. Menghambat lupa. Padahal lupa itu enak. Membebaskan. Sementara.”

Yesus hari ini mengingatkan para murid agar tidak terbuai dengan pesta pora dan kemabukan. Ia meminta mereka untuk wawas diri terhadap kesenangan duniawi. Apabila para murid terbuai, mereka akan lupa diri. Mereka juga akan bisa lupa akan kedatangan Tuhan, sehingga tidak siap menghadapi hari yang istimewa itu. Karena itu, Yesus menyuruh para murid untuk berjaga-jaga sambil berdoa supaya hati mereka kuat. Ia ingin agar mereka tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.

Saudara-saudari terkasih, Yesus dengan ini menyadarkan kita akan kelemahan manusiawi kita, yakni lupa. Kita sering melupakan kehendak Allah karena terbuai dengan kesenangan-kesenangan kita. Kita lupa bahwa kehendak Allah itu sungguh baik, di mana kita sendiri pun menikmatinya. Pada titik inilah dosa menggerogoti hati kita.

Karena itu, kita perlu bersikap wawas diri. Yesus menganjurkan kita untuk berdoa supaya kita terus terjaga. Dalam hal ini, doa menjadi reminder bagi kita. Semakin sering kita berdoa, semakin sering kita mengingatkan diri kita sendiri. Kalau kita tidak lupa diri, tetapi terus bersikap wawas diri, hati kita akan kuat menghadapi berbagai godaan duniawi.