Memandang Kemuliaan Yesus

Minggu, 13 Maret 2022 – Hari Minggu Prapaskah II

143

Lukas 9:28b-36

Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.

***

Yesus membawa tiga dari dua belas murid-Nya, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes, naik ke sebuah gunung untuk berdoa. Ketika Yesus sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan jubah-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Lalu tampaklah dua nabi besar, Musa dan Elia, sedang berbicara dengan Yesus. Kedua nabi ini adalah dua orang yang dalam Perjanjian Lama pernah naik ke Gunung Sinai. Kehadiran mereka menjadi petunjuk bahwa peristiwa di gunung itu harus dibandingkan dengan peristiwa yang pernah terjadi di Gunung Sinai.

Kedua nabi tersebut menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Yesus memang akan pergi ke Yerusalem. Di kota itu, Ia akan mengalami kematian, lalu bangkit, dan kembali kepada Bapa di surga. Yerusalem adalah tempat terjadinya peristiwa penting dalam karya penyelamatan manusia: Di kota inilah Yesus mati dan bangkit.

Ketika semua itu terjadi, Petrus dan kedua temannya tertidur. Mereka tidak melihat bagaimana kedua nabi itu datang dan tidak mendengar ketika mereka berbicara dengan Yesus. Namun, cahaya kemuliaan yang dipancarkan oleh ketiga pribadi itu membuat mereka bangun. Ketika bangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Pemandangan yang mereka lihat tentu saja membuat mereka keheranan, dan rupanya mereka merasakan kebahagiaan yang belum pernah mereka alami. Sudah sekian lama mereka mengikuti Yesus, tetapi baru kali ini mereka melihat Yesus dalam keadaan seperti itu.

Suasana kemuliaan ini membuat para murid betah tinggal di atas gunung itu. Karenanya, ketika kedua nabi itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Mereka ingin terus menyaksikan dan mengalami suasana kemuliaan itu. Namun, Petrus tidak memahami apa yang dikatakannya sendiri. Ia tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi dan maksud permintaan yang diajukannya.

Sementara Petrus berkata demikian, awan datang dan menaungi mereka. Ketika masuk ke dalam awan itu, mereka menjadi takut. Awan yang muncul ini merupakan tanda kehadiran Allah, seperti yang terjadi di Gunung Sinai. Keberadaan awan ini menunjukkan bahwa Allah ada di dalamnya, tetapi pada saat yang sama, awan itu menyelubungi-Nya, sehingga manusia tidak dapat melihat-Nya. Awan itu datang menyelubungi Yesus dan ketiga orang murid-Nya. Mereka masuk dalam suasana kehadiran Allah, seperti yang dialami oleh Musa di Gunung Sinai.

Lalu dari dalam awan itu terdengar suara, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Yang ditunjuk oleh suara itu adalah Yesus. Dia adalah Anak Allah dan pribadi yang dipilih oleh Allah Bapa untuk melakukan kehendak-Nya. Dia adalah pribadi yang datang dari Allah ke dalam dunia untuk melakukan kehendak-Nya menyelamatkan manusia. Karena itu, suara Bapa yang terdengar dari dalam awan itu juga meminta ketiga orang murid untuk mendengarkan apa yang dikatakan Yesus. “Dengarkanlah segala yang dikatakan oleh Anak yang Kukasihi ini, termasuk mengenai sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya, dan apa yang harus kamu lakukan sebagai murid-murid-Nya.” Ketika suara itu terdengar, tampaklah Yesus tinggal seorang diri. Kedua nabi telah meninggalkan Yesus, sehingga tidak terlihat lagi. Yesus harus melanjutkan tugas yang dipercayakan kepada-Nya sampai selesai.

Para rasul akan melihat Yesus ditangkap, diadili, dan mati di kayu salib. Peristiwa itu akan mengguncangkan kepercayaan mereka, sebab Yesus tidak berlaku sebagai Mesias seperti yang mereka pikirkan selama ini. Pengalaman ketiga orang rasul di gunung ini akan mengingatkan para rasul tentang siapa Yesus sesungguhnya. Dia menyandang kemuliaan surgawi. Setelah Yesus bangkit dari kematian, kemuliaan Yesus yang mereka lihat itu menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah, Raja Surga. Peristiwa di atas gunung ini juga menjadi peringatan bagi semua pengikut Yesus bahwa yang mereka ikuti sepanjang hidup adalah Anak Allah yang berkuasa atas Kerajaan Surga.