Kehendak Tuhan

Senin, 2 Mei 2022 – Peringatan Wajib Santo Atanasius

88

Yohanes 6:22-29

Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.

Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”

***

Di Ketapang, saya berjumpa dengan seorang suster dari konggregasi ACI bernama Sr. Pinky ACI. Ia berasal dari Vietnam dan sudah bekerja di pedalaman selama enam tahun. Ia belajar bahasa Indonesia secara otodidak. Dalam kesehariannya, ia mengajar agama untuk anak-anak TK, SD, hingga SMP. Mendengar kisahnya, saya sangat kagum atas kerja keras dan keutamaan dirinya.

Dalam sebuah percakapan, saya bertanya kepadanya mengenai hal apa yang membuatnya bertahan untuk melayani di Ketapang. Ia menjawab dengan sederhana bahwa pelayanannya di Ketapang adalah buah dari kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan terkadang sulit untuk dipercaya, namun nyatanya selalu mengembangkan dan membuat kita keluar dari diri sendiri. Orientasi kita bukan lagi diri kita sendiri, melainkan Tuhan dan sesama.

Dari kisahnya itu, yang selaras dengan isi bacaan Injil hari ini, kita belajar mengenai kehendak Tuhan yang meminta kita untuk percaya. Seperti yang dikisahkan oleh Sr. Pinky ACI, hal itu terkadang sulit. Namun, kita harus menyadari bahwa kehendak Tuhan selalu membuat kita berkembang dan menjadikan kita keluar dari diri kita sendiri. Kehendak Tuhan selalu yang terbaik!

Sebagai refleksi bersama, mari kita renungkan: Apakah kisah hidup kita juga merupakan rangkaian perjuangan untuk menemukan kehendak Tuhan? Ataukah kita hanya mau menemukan kehendak diri kita semata?