Mengenggam Rosario, Menggenggam Tangan Bunda Maria

Jumat, 7 Oktober 2022 – Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Ratu Rosario

240

Lukas 1:26-38

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

***

Saudara-saudari yang terkasih, bersama dengan Gereja Universal, hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria, Ratu Rosario. Peringatan ini sebenarnya dilatarbelakangi oleh kemenangan tentara Kristen atas tentara Turki dalam pertempuran di Lepanto pada tanggal 7 Oktober 1571. Paus Pius V yang memimpin Gereja pada waktu itu berdoa meminta pertolongan Bunda Maria. Kemenangan itu diraih tanggal 7 Oktober berkat bantuan Bunda Maria melalui doa Rosario. Karena itu, sampai sekarang, tanggal 7 Oktober didedikasikan secara khusus untuk Santa Perawan Maria, Ratu Rosario, di samping penetapan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. 

Doa Rosario adalah doa yang sangat familiar di kalangan umat Katolik. Dengan untaian manik-manik, umat beriman mendoakan Salam Maria sambil merenungkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Bunda Maria. Setiap manik yang dipegang terucap satu kali doa Salam Maria. Pada saat itu, genggaman tangan Bunda Maria terasa begitu erat meneguhkan dan menguatkan setiap langkah hidup kita.

Dalam bacaan Injil hari ini, Maria menyatakan kesediaannya untuk menjadi sarana keselamatan Allah, yakni dengan mengandung Anak Allah yang kudus. Segala risiko siap ditanggungnya dengan besar hati, yang penting kehendak Allah dapat terwujud di dunia ini. Karena itu, ketika harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan kuasa kejahatan, kita dapat menjadikan Bunda Maria sebagai teladan. Dia adalah Hawa baru yang mampu mengalahkan kekuatan setan.

Saudara-saudari yang terkasih, kekuatan kejahatan selalu ada, bukan hanya di luar sana, melainkan juga dalam diri kita sendiri. Setan yang paling menakutkan justru adalah roh jahat yang ada dalam diri kita! Semoga pada bulan Rosario ini, kita selalu ingat untuk memanjatkan doa Salam Maria sambil mengenggam manik-manik Rosario. Dengan itu, kita akan merasa bahwa kita tidak sendirian. Ada Bunda Maria yang selalu menggandeng dan menggengam tangan kita erat-erat, menguatkan langkah kaki kita berhadapan dengan kekuatan jahat yang ada di luar dan di dalam diri kita.