Jangan Takut Mewartakan Injil

Kamis, 27 Oktober 2022 – Hari Biasa Pekan XXX

120

Lukas 13:31-35

Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi  kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata:  Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!”

***

Orang yang melakukan kebenaran dan kebaikan selalu menghadapi tantangan dan kesukaran, bahkan ancaman. Dalam bacaan pertama (Ef. 6:10-20), Rasul Paulus mengingatkan kita akan perjuangan kita melawan para penguasa, penghulu dunia yang gelap, dan roh-roh jahat. Tantangan ini sudah terlebih dahulu dialami oleh para nabi, juga Yesus sendiri, pada zaman mereka hidup dan berkarya.

Bacaan Injil hari ini menyatakan bahwa kehadiran Yesus rupanya mengganggu ketenteraman Raja Herodes. Yesus memang berkarya mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit di wilayah kekuasaannya. Beberapa orang Farisi lalu meminta Yesus agar segera meninggalkan tempat itu, sebab Herodes mengancam untuk membunuh-Nya. Yesus menanggapi permintaan tersebut dengan sindiran keras, “Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.” Yang dimaksud “hari ketiga” adalah saat kebangkitan-Nya.

Yesus memandang Herodes seperti serigala yang hendak menerkam dan menelan-Nya. Ia pun meneruskan perjalanan misioner-Nya ke Yerusalem, tempat para nabi utusan Allah dibunuh. Yesus melakukan ini bukan karena takut kepada Herodes, melainkan karena tujuan perjalanan-Nya memang adalah Yerusalem untuk menyelesaikan tugas pengutusan-Nya.

Penginjil Lukas kemudian mengarahkan perhatian kita pada Yesus yang meratapi Yerusalem, kota suci tempat kediaman Allah. Yesus meratapi Yerusalem karena kota ini telah membunuh para nabi dan melempari para utusan Allah. Yesus sangat berharap bahwa keadilan, cinta kasih, dan damai sejahtera sebagai buah Kerajaan Allah bertumbuh dan berkembang di Yerusalem, namun kenyataan ternyata berbicara lain.

Tugas pewartaan Injil tidak pernah selesai hingga saat ini. Gereja tetap setia dan berani mewartakan Injil di zaman ini, sekalipun menghadapi tantangan dan kesukaran. Mari kita belajar dari para nabi dan Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sekalipun menghadapi tantangan dan ancaman, tetap setia mewartakan Kerajaan Allah tanpa takut dan gentar. Hendaknya kita terus berjuang mewujudkan kebenaran dan cinta kasih dalam hidup harian kita. Kita juga diajak tetap bersatu erat dengan Tuhan dalam menjalankan pengutusan dan pekerjaan harian kita, seperti nasihat Rasul Paulus, “Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan” (Ef. 6:10).