Anggota Keluarga Allah

Sabtu, 28 Oktober 2023 – Pesta Santo Simon dan Yudas

64

Efesus 2:19-22

Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

***

Sebenarnya manusia telah mati karena pelanggaran dan dosa mereka. Mereka telah menyerahkan hidup dan diri mereka kepada dosa, lalu hidup dalam dosa. Bukan hanya orang Kristen non-Yahudi saja yang hidup dalam dosa, orang Kristen Yahudi pun demikian. Jadi, pada dasarnya orang Yahudi dan bukan Yahudi semuanya berada di bawah kuasa dosa. Namun, Allah tidak membiarkan manusia binasa dalam dosa, sebab Ia kaya akan rahmat dan kasih-Nya kepada manusia begitu besar. Kasih Allah yang begitu besar ini nyata dalam Kristus. Allah menyerahkan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia yang berdosa.

Sebelum menjadi pengikut Kristus dan anggota Gereja, orang Efesus adalah penyembah berhala. Mereka bukanlah bangsa terpilih yang mendapatkan perhatian khusus dari Allah. Apa yang akan terjadi pada orang yang selama hidupnya di dunia mengikuti para berhala? Tidak keselamatan atau kehidupan abadi untuk mereka. Tidak mungkin bagi mereka untuk hidup bersama dengan Allah dalam kemuliaan abadi di surga. Demikianlah, dahulu orang Efesus ada dalam situasi seperti itu. Mereka sudah mati karena semua dosa dan pelanggaran mereka. Namun, mereka mendengar pemberitaan tentang Kristus dan menjadi percaya kepada-Nya.

Jemaat Efesus, seperti orang Kristen non-Yahudi lainnya, dahulu “jauh” tetapi sekarang telah “dekat” karena darah Kristus. Mereka dikatakan “jauh” karena terpisah dari Kristus, tidak menerima janji keselamatan Allah, tanpa pengharapan akan keselamatan, dan bahkan hidup tanpa Allah. Akan tetapi, berkat darah Kristus, mereka telah menjadi “dekat”. Artinya, kini mereka telah menerima janji keselamatan Allah yang dikerjakan dalam sengsara dan kematian Kristus. Kristus telah hadir untuk mereka dan menjadi Allah yang menyelamatkan mereka.

Semua orang yang percaya kepada Kristus membentuk persekutuan yang disebut jemaat. Seluruh anggota jemaat merupakan satu tubuh, yakni tubuh mistik Kristus. Dalam tubuh ini, mereka yang dahulu adalah orang-orang asing dan orang-orang pendatang dipanggil menjadi kawan-kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. Hal ini terjadi dalam satu roh, dan terjadi begitu rupa, sehingga mereka semua diresapi oleh roh yang satu itu. Roh inilah yang menciptakan dan memelihara kesatuan jemaat sebagai tubuh Kristus. Dalam Dia, tubuh itu dibangun, dan dalam Dia, orang-orang percaya beroleh jalan masuk kepada Bapa.

Dalam kesatuan ini, seluruh jemaat memiliki pengharapan yang sama, yakni betapa kayanya kemuliaan warisan-Nya kepada orang-orang kudus. Warisan surgawi itu telah mereka terima dalam hidup di dunia ini, namun baru akan mereka miliki sepenuhnya dalam surga. Dasar yang paling dalam dari kesatuan jemaat adalah Allah sendiri. Dia adalah Bapa dari semua anggota jemaat. Artinya, mereka tidak dapat menyebut Dia sebagai Allah dan Bapa mereka bersama jika mereka tidak berada dalam satu tubuh, tidak hidup dari satu Roh, dan tidak memiliki pengharapan yang sama.

Keputusan untuk mengikuti Yesus memang merupakan keputusan pribadi. Namun, setiap orang yang telah memutuskan untuk mengikuti Yesus menjadi bagian dari keluarga Allah. Karena itu, setiap anggota harus saling mengasihi sebagai saudara, dan berusaha menjaga kesatuan keluarga Allah ini. Semua ini secara nyata dapat kita lakukan dalam ruang lingkup lingkungan atau paroki, tempat kita dapat mewujudkan keterlibatan dalam berbagai bidang pelayanan kepada sesama.