Setia Berpegang pada Perintah-Nya

Senin, 11 Mei 2020 – Hari Biasa Pekan V Paskah

294

Yohanes 14:21-26

“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”

***

Pasca kebangkitan Kristus, para rasul berhadapan dengan berbagai tantangan dalam karya kerasulan mereka. Kali ini mereka menghadapi penolakan dan kesalahpahaman dari para pendengar (bacaan pertama, Kis. 14:5-18).

Berawal dari penolakan di Ikonium, Paulus dan Barnabas pergi ke Listra. Di sini mereka menghadapi umat yang salah paham setelah melihat mukjizat penyembuhan terhadap seorang yang lumpuh. Orang-orang di kota itu tidak peduli dengan pewartaan Paulus dan Barnabas. Yang mereka perhatikan hanyalah mukjizat penyembuhan saja, padahal pewartaan yang disampaikan kedua rasul jauh lebih penting daripada itu.

Itulah salah satu tantangan dan pergumulan serius yang dihadapi para rasul dalam pelayanan mereka. Ketidakmengertian dan kesalahpahaman umat sering kali membuat usaha mereka terasa gagal dan sia-sia. Meskipun demikian, kedua rasul tersebut tetap sabar dan terus melanjutkan pelayanan mereka. Mengapa mereka bersikap demikian?

Injil hari ini menjawab pertanyaan itu. Ketika hendak meninggalkan para murid-Nya, Yesus berbicara kepada mereka tentang kunci kekuatan pelayanan. Kunci yang dimaksud ada dua, yakni memegang perintah-Nya dan tetap setia mengasihi Dia. Ia berkata, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”

Dengan demikian, kita sebagai murid-murid Yesus masa kini diingatkan untuk ambil bagian dalam tugas pewartaan iman. Ini tugas yang tidak mudah, sebab kita akan sering berhadapan dengan penolakan dan kesalahpahaman. Namun, Yesus mengajak kita untuk sabar dan tetap setia berpegang pada perintah-Nya dalam kondisi apa pun. Itulah dasar dari semangat dan keteguhan kita dalam melaksanakan karya pelayanan ini.