Pembaptisan dan Kerendahan Hati Tuhan

Senin, 9 Januari 2023 – Pesta Pembaptisan Tuhan

96

Matius 3:13-17

Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Dan Yohanes pun menuruti-Nya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”

***

Tuhan selalu punya pesan dalam setiap kehadiran-Nya. Hari ini, Ia yang sebenarnya tidak membutuhkan baptisan Yohanes, dengan rendah hati meminta Yohanes untuk membaptis-Nya. Lihatlah reaksi Yohanes yang tahu dengan siapa ia sedang berhadapan. Yohanes mula-mula menolak membaptis Yesus, tetapi kemudian menuruti-Nya setelah mendengar jawaban Yesus bahwa itu perlu dilakukan untuk memenuhi kehendak Bapa.

Pembaptisan Yesus menunjukkan kesediaan-Nya untuk ambil bagian dalam kemanusiaan kita. Dengan itu pula, Ia mengajar kita bahwa hanya dengan kerendahan hati, kita dapat mewujudkan kehendak Bapa. Bentuk kerendahan hati itu adalah keyakinan bahwa tidak ada yang lebih baik bagi kita selain mengikuti dan melakukan kehendak Bapa. Sekalipun sering kali tidak kita mengerti, kehendak Bapa tetaplah yang terbaik dan paling tepat bagi kita.

Sayangnya, dengan berbagai sebab, banyak orang justru merasa tidak yakin dengan kehendak Bapa, atau bahkan merasa tidak harus melakukannya. Orang-orang itu merasa nyaman dengan hidup mereka; mereka merasa dapat melakukan segalanya dengan kekuatan mereka sendiri. Mereka mengandalkan kemampuan mereka sendiri dan mengabaikan Tuhan. 

Dari teladan Yesus, kita dapat melihat bahwa baptisan adalah suatu peralihan, bukan hanya peralihan status kita menjadi anak-anak Bapa, tetapi juga peralihan hati dan pikiran kita dalam memandang dunia dan diri kita sendiri. Dengan dibaptis, kita diajak untuk hidup seturut kehendak Dia yang menciptakan kita, seturut kehendak Dia yang senantiasa mengasihi kita. Kita diajak meninggalkan kecenderungan-kecenderungan negatif, misalnya hidup dalam kecurigaan dan kebencian, yang tanpa sadar menempatkan diri kita sebagai “tuhan” atas diri kita sendiri dan orang lain. Tuhan memberkati kita!