Jiwa yang Bersih

Rabu, 11 Januari 2023 – Hari Biasa Pekan I

85

Markus 1:29-39

Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.

Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: “Semua orang mencari Engkau.” Jawab-Nya: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.

***

Menatap dan mengalami sesuatu yang bersih akan menciptakan perasaan nyaman dan tenang. Perasaan at home dengan sendirinya akan muncul bila kita masuk ke dalam gereja yang bersih, rumah yang bersih, sekolah yang bersih, kantor yang bersih, pekarangan yang bersih, dan sebagainya. Keadaan yang bersih memberi jaminan bahwa di dalamnya kita akan aman dan sehat. Lingkungan yang bersih merupakan pernyataan secara tidak langsung kepada kita bahwa lingkungan itu layak kita singgahi.

Yesus hari ini menyembuhkan ibu mertua Petrus dan banyak orang sakit lainnya. Tindakan-Nya ini dapat kita maknai sebagai simbol pembersihan yang dilakukan Yesus atas jiwa dan raga orang-orang yang berjumpa dengan-Nya. Dengan menyembuhkan mereka, Yesus menghilangkan penyakit dari tubuh mereka dan terutama dari jiwa mereka.

Karena itu, kita dapat mengatakan bahwa Yesus tidak hanya menyembuhkan penyakit dari tubuh orang sakit, tetapi juga dari jiwa mereka. Setelah sembuh, orang-orang itu mengalami peralihan hidup. Sebelumnya mereka yang lemah dan terkapar, sekarang mereka kuat dan dapat bergerak bebas. Lebih penting lagi, sebelumnya mereka sedih dan menderita, sekarang mereka bergembira dan penuh syukur kepada Allah.

Yesus adalah pembersih jiwa kita. Bila kita mau datang dan bersentuhan dengan-Nya, Ia akan membersihkan dan menyehatkan kita. Dengan senang hati, Ia akan membersihkan noda-noda hitam dari lubuk hati kita, sekotor apa pun itu. Ia berkuasa atas penyakit apa pun yang kita derita. Ia sanggup memerdekakan kita, sanggup membebaskan kita dari kekotoran dan kebusukan apa pun yang berdiam di hati kita. Karena itu, mari kita mencari Dia dan datang kepada-Nya untuk disembuhkan. Tuhan memberkati kita!