Sang Pembaru

Sabtu, 14 Januari 2023 – Hari Biasa Pekan I

72

Markus 2:13-17

Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

***

Yesus hari ini berbicara tentang tujuan kedatangan-Nya, yakni bahwa Ia datang bagi orang berdosa untuk menyelamatkan mereka. Seperti biasa, kita melihat sikap menentang dari orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Bagi mereka, orang-orang berdosa adalah kelompok orang najis, orang yang harus dijauhi dan tidak mungkin menjadi bagian dari komunitas mereka.

Mungkin kita kagum dengan sikap Yesus, tetapi dalam kenyataan sehari-hari, bukan tidak mungkin kita lebih sering seperti orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang merasa diri tidak berdosa dan memandang orang-orang tertentu sebagai orang-orang berdosa yang seharusnya tidak menjadi bagian dari hidup kita. Sikap seperti itu adalah kekeliruan yang sangat besar.

Tidak ada di antara kita yang sungguh sempurna. Kita semua mempunyai kekurangan, kelemahan, dan dosa. Karena alasan itulah Tuhan datang kepada kita. Ia mengunjungi kita, mendekat kepada kita, agar kita tahu apa artinya cinta sejati, cinta yang tidak didasarkan pada kelebihan kita, tetapi justru pada kekurangan kita.

Itulah Tuhan kita. Yesus adalah Tuhan yang selalu membuat pembaruan. Ia adalah sang Pembaru, yang selalu mau memperbarui cara pikir dan cara hidup kita. Ia tidak pernah berhenti mengajak dan mengajari kita untuk melihat arti kehadiran-Nya. Dari sini, semoga kita semakin memahami bahwa Tuhan memang datang karena kekurangan, kelemahan, dan dosa-dosa kita. Ia datang untuk memberi kita pemulihan. Tuhan memberkati kita!